ORIENTASI LAYANAN Bimbingan dan Konseling (BK)



A.     Pengertian.
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari bahasa Inggris ’guidance’ akar kata guide yang artinya mengarahkan, memandu, mengelola, atau menyetir, dan ’counseling’ yang artinya percakapan antara konselor dan konselee yang bertujuan untuk memahami masalah dan menyesuaikan diri terhadap masalah yang sedang dihadapi, dan dicapailah kebahagiaan dalam hidup.ORIENTASI LAYANAN Bimbingan dan Konseling (BK)
Perlu difahami bahwa layanan bimbingan dan konseling sebenarnya sudah dilaksanakan dalam jalur pendidikan informal atau sejak anak berada di lingkungan keluarga. Orang tua selalu membimbing anak-anaknya dalam berperilaku dan bertutur kata, memberikan keteladanan dan pembiasaan yang baik, misalnya: menyapa seseorang atau mengucapkan salam saat bertemu dengan orang yang di kenal, berdoa sebelum mengerjakan sesuatu,  mengajak bermain, mengajari anak-anaknya untuk bernyanyi, mengenal huruf, membaca, dsb. Tujuannya adalah agar anak potensinya bisa berkembang secara optimal, anak mampu menyesuaian diri dengan lingkungan, dengan teman-teman sebayanya, dan anak akan merasa puas dan bahagia,
Dalam pendidikan formal bimbingan dan konseling sebenarnya sudah dilaksanakan sejak pendidikan Sekolah Dasar bahkan sejak pendidikan dini (PAUD). Dasar pemikirannya adalah memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi diri atau mencapai tugas-tugas perkembangan baik aspek fisik, emosi, sosial, intelektual, moral dan spiritual. Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang kearah kematangan dan kemandirian. Kesuksesan perkembangan sekarang akan berpengaruh pada perkembangan berikutnya.ORIENTASI LAYANAN Bimbingan dan Konseling (BK)
B. Bimbingan dan Konseling di SMP.
Perencanaan bimbingan dan konselng pada tingkat SD/MI ditujukan pada penyiapan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan SMP/MTs.Pelayanan bimbingan dan konseling mencakup bimbingan dan konseling bagi peserta didik yang memiliki kemauan dan kecerdasan luar biasa. Bentuk konkret layanan bidang belajar diantaranya yang diberikan guru kelas kepada peserta didik yang membutuhkan pengajaran remidi atau pendampingan khusus karena kemampuan intelektualnya yang luar biasa. Disamping layanan terbatas pada peserta didik yang menunjukkan gejala penyimpangan perkembangan normal, pelayanan juga tersedia untuk semua peserta didik.
Layanan Bimbingan dan konseling di SMP bercorak lain, lebih tegas dibedakan antara administrasi sekolah, bidang pengajaran, dan bidang pembinaan peserta didik.  Bidang pembinaan menunjukkan keanekaragaman, termasuk pelayanan bimbingan. Pelaksanan pelayanan bimbingan dan konseling menggunakan layanan terpadu, yaitu layanan yang dilaksanakan secara terpadu dengan seluruh kegiatan pendidikan di sekolah. Ketika di SD/MI belum ada petugas khusus, maka pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan guru kelas. Sedang untuk pendidikan di SMP/MTs dilakukan oleh guru BK atau konselor sekolah. Pendekatan pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan secara integratif, yang mencakup bidang belajar, pribadi, sosial dan karir, dengan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukukng.ORIENTASI LAYANAN Bimbingan dan Konseling (BK)
Bimbingan dan Konseling di SMP dilaksanakan oleh seorang yang profesional di bidangnya yang dikenal dengan Guru BK atau Konselor sekolah. Terdapat beberapa alasan diantaranya adalah:
1. Usia SMP berada pada remaja, merupakan periode pertumbuhan fisik yang merupakan kelanjutan pertumbuhan dan perkembangan di masa kanak-kanak. Fase pubertas (kematang seksual) yang dihadapkan dengan berbagai masalah dan ketidak siapan menghadapinya.
2. Periode perkembangan menuju kedewasaan dengan implikasi, diantaranya: kemandirian, tanggungjawab, dan disiplin diri.
3. Kebutuhan independensi dan kemampuan untuk menalar dan berhipotesis berkembang sangat cepat, sebagai akibatnya remaja sangat kritis dan memberontak terhadap solusi orang dewsa.
4. Keanggotaan dalam kelompok sebaya yang dipilih sendiri, sebagai pusat aktifitas belajar dan hiburan. Remaja lebih mengutamakan kelompoknya daripada terhadap orang tuanya.
5. Remaja mulai mencari arah, nilai-nilai dan identitas pribadi. Dalam upaya pencarian identitas diri, remaja sering berhadapan dengan masalah dalam perjalanan hidupnya.
Berbagai faktor kebutuhan remaja SMP diatas, menimbulkan kebutuhan pelayanan khusus yang harus ditangani oleh ahli yang profesional dalam membantu mengatasi masalah, atau perlu kehadiran konselor sekolah. Guru Mata pelajaran saja tidak cukup, karena sudah mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri terhadap mata pelajarannya.  
C. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling.
Visi pelayanan BK adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan sesuai karakter bangsa melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara opimal, mandiri, mampu mengendalikan diri dan bahagia.
Misi pelayanan BK, meliputi:
a. Misi pendidikan, yaitu: pelayanan yang memfasilitasi pengembangan peserta didik, melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dan berkarakter dalam kehidupan efektif sehari-hari (KES) dan masa depan melalui pendidikan.
b. Misi pengembangan, yaitu misi pelayanan yang `memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik yang berkarakter dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
c. Misi pencegahan dan pengentasan masalah, yaitu misi pelayanan yang memfasilitasi pencegahan dan pengentasan masalah peserta didik yang mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T) ke arah kehidupan efektif sehari-hari (KES) dan berkarakter. 
Dalam pelaksanaan pelayanan BK yang diselenggarakan untuk memenuhi lima fungsi layanan, yaitu:
1) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik memahami diri, tuntutan studi,  dan lingkungannya.
2) Fungsi pemeliharaan  dan  pengembangan,  yaitu  fungsi pelayanan BK  untuk  membantu peserta didik memelihara dan  menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya secara optimal sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji.
3) Fungsi pencegahan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan diri pada umumnya, kesuksesan studi pada khususnya.
4) Fungsi pengentasan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
5) Fungsi  advokasi, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan/atau kepentingannya, baik yang berkenaan dengan hak-hak kehidupan pada umumnya, khususnya berkenaan dengan hak kependidikannya,  yang kurang atau tidak mendapat perhatian.
D. Bidang Layanan Bimbingan
Berbagai masalah yang dihadapi remaja SMP, secara garis besar dikelompokkan menjadi 4 yaitu: masalah pribadi, sosial, belajar dan karir. Karena itu bidang bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan masalahnya, yaitu:
1.   Pengembangan Kehidupan Pribadi, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan  potensi  dan  kecakapan,  bakat  dan  minat, kondisi lingkungan serta kehidupan yang berkarakter beragama sesuai dengan karakteristik  kepribadian dan kebutuhan dirinya secara  realistik, cerdas dan berkarakter.
2.   Pengembangan Kehidupan Sosial, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat, efektif, cerdas dan berkarakter dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3.   Pengembangan  Kemampuan  Belajar,  yaitu  bidang  pelayanan BK  yang membantu  peserta didik mengembangkan kemampuan belajar sesuai dengan arah minatnya, berdisiplin, ulet dan mandiri serta optimal dalam menjalani pendidikan  pada jenjang/jenis satuan pendidikannya mengarah kepada prestasi optimal. 
  Tujuan bimbingan belajar adalah:
a.  Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, terutama dalam 
     mengerjakan tugas dan ketrampilan serta bersikap terhadap guru.
  b.Menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih, baik mandiri atau kelompok.
c.Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di 
    lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahuan, 
    ketrampilan dan pribadi.
4. Pengembangan Kemampuan Karir, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik dalam me ne r i m a,  memahami  dan  menilai  informasi,  serta  memilih  dan mengambil keputusan arah karir secara jelas, objektif dan bijak, sesuai dengan peminatannya berlandaskan kemampuan dasar, bakat, minat, dan kondisi lingkungan secara cerdas dan realistik.



















Cerita
Tahun pelajaran baru telah tiba, berbagai kesiapan perlengkapan mulai dari alat tulis, tas, sepatu dan pakaian seragam, semua serba baru. Suasana seperti itu sangat terasa mewarnai di setiap lembaga sekolah, baik di tingkat TK, SD sampai di Perguruan Tinggi.
Pagi itu di halaman SMPN Nusantara dipenuhi orangtua siswa yang mengantar putra-putrinya yang baru masuk sebagai siswa kelas VII, semua tampak ceria kecuali Maya. Hari pertama di sekolah baru, dia berharap bertemu dengan teman-teman baru yang baik-baik dan  enak diajak bergaul. Ia merasa sulit mendapatkan teman karena dia satu-satunya yang berasal dari SD Pancasila. Teman-temannya di kelas berasal dari berbagai SD di lingkungan kecamatan. Betapa resahnya menghadapi teman-teman baru, mereka ada yang suka usil, suka menceritakan keadaan keluarga dengan kekayaannya, ada yang asyik dengan game di hp barunya, dan ada yang bicaranya jorok dsb. Maya menjadi terdiam mengamati peristiwa di lingkungannya yang bermacam-macam dan dia merasa kesulitan untuk bisa bergabung dengan mereka. Ketika waktu istirahat, Maya membuka bekal yang telah disiapkan ibunya. Betapa sakit hatinya tiba-tiba ada seorang teman anak laki-laki yang datang dan menertawakan, ”ada anak TK ke sekolah membawa bekal”. Tanpa respon Maya menghabiskan bekal yang dibawanya.
Sesampai di rumah, diceritakan peristiwa itu kepada ibunya. Maya merasa lega, karena kondisi seperti itu kata ibunya akan selalu dihadapi bila berada di lingkungan yang baru.









Refleksi

1. Maya sebagai siswa baru kelas VII di SMP Nusantara, masalah apa saja yang sedang dihadapinya?
......................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
2. Apa yang dilakukan Maya terhadap masalah yang sedang dihadapinya? 
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
3. Sesampai di rumah, diceritakan masalah itu kepada ibunya. Berikan komentar Anda!
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
4. Anda sekarang sebagai peserta didik baru di SMP, permasalahan apa sajakah yang Anda hadapi?
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
5. Bila Anda sebagai Maya, ketika sedang makan bekal yang dibawa dari rumah, ada teman yang menertawakan dan mengatakan bahwa Anda seperti anak TK, Bagaimana pendapat Anda? 
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
6. Bila Anda menghadapi masalah di sekolah, kepada siapakah Anda minta bantuan untuk menyelesaikan? ..............................................................................................
Alasan ..................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................















Tagihan

1. Apakah yang dimaksud bimbingan dan konseling?
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………….
2. Layanan bimbingan dan konseling di tingkat SMP berbeda dengan ketika di Sekolah Dasar. Berikan penjelasan!
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
3. Mengapa bimbingan dan konseling harus dilaksanakan seorang yang ahli dibidangnya (profesional)?
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
4. Sebutkan dan berikan penjelasan tentang jenis-jenis masalah yang dihadapi peserta didik di SMP?
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................................................................

Tugas Kelompok
Secara berkelompok 4 atau 5 orang lakukanlah observasi ke ruang Bimbingan dan Konseling dan lakukan wawancara  terhadap konselor sekolah yang ada di sekolah Anda!
1. Buatlah denah ruang  BK yang ada di sekolah Anda!
2. Tuliskan nama guru BK (Konselor Sekolah) yang ada di sekolah Anda dan tugas masing-masing!
3. Tuliskan layanan yang diberikan guru BK (Konselor sekolah)!

   
Lembar Jawaban
............……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Lembar Jawaban 
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...................
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Lembar Jawaban
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Lembar Jawaban
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................



Share:

Orientasi Tentang Sekolah - Lanjutan




Rina sekarang duduk di kelas IX menginjak semester genap, dia merasa bingung sehubungan dengan sekolah lanjutan yang cocok dengan cita-citanya. Dia lahir di lingkungan seorang pendidik, orang tua perempuannya sangat berharap Rina kelak menjadi seorang guru sementara ayahnya memberi kebebasan dia dalam menentukan jenis pekerjaan atau karirnya kelak. Dalam hal mendidik anak, sang ayah sangatlah tegas dalam memberi rambu-rambu belajar yaitu seorang anak jika ingin membahagiakan orang tua salah satunya harus mampu menunjukkan prestasi yang baik termasuk dalam hal prestasi belajar. Ayah Rina sering memberi contoh-contoh riil anak-anak yang berprestasi termasuk saudara dari ayah Rina di kampung yang rata-rata berprestasi dalam sekolahnya. Sementara sang ibu lebih luwes dan berusaha memahami anak dalam belajar. Dalam diri Rina muncul suatu angan-angan atau lebih tepatnya rasa beban sehubungan dengan pendidikannya. Karena sang ibu berpendidikan sarjana (S1) satu sisi sang ayah berpendidikan pasca sarjana (S2) sehingga dia merasa minimal harus duduk di bangku perkuliahan. Rina mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang ilmuwan dalam ilmu eksakta.Orientasi Tentang Sekolah - Lanjutan 
       Dari contoh di atas tidak meutup kemungkinan juga dirasakan oleh para peserta didik yang lain yang saat ini duduk di kelas IX semester genap, dimana peserta didik merasa kebingungan memilih pendidikan lanjutan yang sesuai untuk dirinya sendiri dan kadang-kadang permasalahan semakin berat mana kala adanya campur tangan orang tua. Jika orang tua bijak maka akan semakin terbantu permasalahan peserta didik. Tetapi permasalahan akan semakin berat manakala orang tua memaksakan kehendak pada peserta didik dalam memilih pendidikan lanjutan. Orang tua yang bijak adalah masih tetap menghargai anak dan memberikan alternatif-alternatif yang bijak pula.  yang  Permasalahan tersebut tidak boleh dipandang enteng, karena menyangkut masa depan peserta didik.
       Sehubungan dengan sekolah lanjutan yang merupakan permasalahan yang sedang dihadapi oleh peserta didik, maka ada beberapa hal (faktor) yang perlu diperhatikan sebagai berikut:


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan sebelum menentukan pemilihan sekolah lanjutan.
Permasalahan yang dihadapi Rina adalah suatu masalah yang wajar dan tidak menutup kemungkinan masalah tersebut juga dihadapi oleh orang lain. Pada dasarnya dalam memilih sekolah lanjutan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu: 
1. Faktor Bakat 
2. Faktor Minat
3. Faktor Kemampuan (internal dan eksternal)

A. Faktor Bakat
Tentang Bakat ada beberapa pendapat antara:
1. William B.Michael: kemampuan individu untuk melakukan tugas , yang sedikit sekali tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.

2. Woodworth dan Marquis: bakat adalah kemampuan (ability) yang meliputi achievement( actuality ability), capacity (potential ability) dan aptitude
Achievement merupakan actual ability , yang dapat diukur langsung dengan alat atau tes tertentu.Orientasi Tentang Sekolah - Lanjutan

Capacity merupakan potential ability , yang dapat diukur tidak langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, dimana kecakapan ini berkembang dengan perpaduan antara dasar dengan training yang intensif dan berpengalaman.

Aptitude, yaitu kwalitas yang hanya dapat diungkap / diukur dengan tes khusus yang sengaja dibuat untuk itu.
Pendapat tentang bakat masih banyak lagi, tetapi sebagai gambaran yang gampang sesuai dengan pendapat William B.Michael adalah sebagai berikut:
Putri adalah siswi yang mempunyai bakat melukis dan mempunyai tingkat penalaran tinggi dalam mengapresiasikan suatu permasalahan, berbeda dengan Tika yang tidak memiliki bakat melukis, Putri akan lebih cepat dan hasil yang lebih baik dalam melaksanakan tugas melukis dibandingkan Tika walaupun antara Putri dan Tika mendapatkan materi pelajaran dari guru yang sama dan dalam waktu yang bersamaan juga. Lebih jauh lagi seorang siswa yang bernama Putri tersebut akan berhasil jika melanjutkan sekolah ke SMA dalam rangka mempersiapkan diri kejenjang perguruan tinggi misalnya jurusan arsitektur.Orientasi Tentang Sekolah - Lanjutan
B. Faktor Minat
       Minat pada dasarnya adalah rasa ketertarikan individu pada suatu hal (aktifivas). Minat merupakan suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam diri individu dan tampak dari luar sebagai suatu aktivitas. Dalam berfungsinya minat ini merupakan perpaduan antara fikiran dan perasaan.
Sebagai suatu gambaran, Farida adalah seorang siswi yang sangat menaruh minat gberhasil mendalami ilmu beladiri karate dibandingkan dengan anak lain yang kurang memiliki minat pada ilmu beladiri karate walaupun mereka berlatih bersamaan dengan pelatih yang  sama.
C. Faktor Kemampuan
Faktor kemampuan pada dasarnya secara garis besar dibagi 2 (dua)yaitu:
1. Kemampuan internal, yaitu kemampuan yang berasal dari diri individu itu sendiri, yaitu kemampuan intelektual.
2. Kemampuan eketernal, yaitu suatu kemampuan yang berasal dari luar diri individu yang sangat mendukung terealisasinya cita-cita yaitu kemampuan ekonomi orang tua walaupun sifatnya tidak mutlak.

 Jenis-jenis Sekolah Lanjutan 
Pada dasarnya sekolah lanjutan setelah jenjang SMP secara garis besar dapat dibagi 2 (dua) yaitu:
1. Sekolah Menengah Atas ( SMA )
2. Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK )
I. Sekolah Menengah Atas ( SMA ) adalah sekolah lanjutan setelah jenjang SMP yang bersifat umum. Peserta didik yang mempunyai cita-cita untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi (kuliah) adalah tepat sekali jika setelah SMP melanjutkan ke SMA. Program / jurusan di SMA ada 3 (tiga) yaitu:
1. Program / Jurusan IPA
2. Program / Jurusan IPS
3. Program / Jurusan Bahasa. 

II. Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) adalah sekolah lanjutan setelah jenjang SMP yang bersifat khusus, sehingga diharapkan setelah lulus jenjang ini peserta didik bisa langsung memasuki dunia kerja. Jenis Sekolah Menengah Kejuruan bermacam-macam antara lain: 
1. STM (Sekolah Teknologi Menengah)
a. Mesin d. Bangunan / sipil
b. Listrik e. Informatika 
c. Elektronika f.   dan lain-lain
2. SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas)
a. Akuntansi
b. Perkantoran
3. Sekolah Pelayaran Menengah
a. Nautika
b. Mesin
c. Dan lain-lain
4. Sekolah Menengah Farmasi (SMF)
5. Sekolah Menengah Industri Pariwisata (SMIP)
6. Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR)
7. Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK)
8. Dan lain-lain
Selain sekolah yang ditempuh melalui jalur formal ada beberapa jenis sekolah lanjutan yang non formal, yang mana sekolah ini lebih banyak dikenal dengan nama kursus-kursus ketrampilan. Para lulusan kursus ketrampilan diharapkan lebih siap masuk dunia kerja daripada lulusan sekolah lanjutan yang bersifat formal. Adapun jenis kursus-kursus ketrampilan tersebut antara lain:
1. Kursus Komputer 4. Kursus Montir
2. Kursus Menjahit / modes 5. Dan lain-lain
3. Kursus Elektronika



       Dengan mengetahui atau memahami bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki maka peserta didik akan lebih mudah menentukan pilihan sekolah lanjutan yang diinginkan. Misalnya seorang peserta didik yang memiliki bakat dan minat di bidang otomotif, memiliki kemampuan internal (kecerdasan) yang mendukung di sisi lain kemampuan eksternal (kemampuan ekonomi orang tua) kurang mendukung maka peserta didik tersebut bisa melanjutkan ke SMK jurusan otomotif. Setelah lulus dan bekerja siswa tersebut bisa melanjutkan pendidikan tinggi jurusan otomotif. Sehingga walaupun kemampuan eksternal (ekonomi orang tua) kurang mendukung selama peserta didik memilih pendidikan lanjutan yang tepat dan  memiliki semangat  belajar tinggi maka bukan suatu hal yang mustahil jika peserta didik tersebut akan berhasil. 

Share:

ORIENTASI UJIAN NASIONAL(UAN)

                  

Sekolah adalah tempat bagi anak-anak dan sebagai lembaga yang dirancang untuk pengajaran peserta didik dibawah pengawasan pendidik.ORIENTASI UJIAN NASIONAL(UAN)
Kata sekolah berasal dari bahasa latin: Skhola, Scola, Scolae atau Skhola yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan diwaktu luang bagi anak-anak ditengah-tengah kegiatan utama mereka yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendampingi dalam kegiatan Scola/sekolah anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran. Saat ini kata sekolah berubah arti menjadi: merupakan bangunan/lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala Sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah. Ketersediaan sarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting dalam terlaksananya proses pendidikan.ORIENTASI UJIAN NASIONAL(UAN)

A. Pendidikan Formal
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajajaran, pelatihan atau penelitian. Pendidikan dapat dilakukan dengan bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan dlakukan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki  efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan pada umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar , sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang. Sebuah hak atas pendidikan telah dialami oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global, pasal 13 PBB 1966 kovenan Internasional tentang hak ekonomi, sosial dan budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan. Meskipun pendidikan adalah wajib disebagian besar tempat sampai usia tertentu, namun ada sebagian kecil orang tua memilih pendidikan home-schooling, e-learng atau yang  serupa untk anak-anak mereka.ORIENTASI UJIAN NASIONAL(UAN)





Filosofi Pendidikan
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum lahir seperti seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal, seperti kata Mark Twain, “ saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya”. Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sringkali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan seperti tidak resmi.
Fungsi Pendidikan
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) yaitu sebaga berikut:
Mempersiapkan anggota masyarakat untuk memberi nafkah
Mengembangkan bakat perseorangan dalam kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat
Melestarikan kebudayaan
Menanamkan ketrampilan  yang perlu  bagi partisipasi dalam demokrasi.
Fungsi lain dari dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut :
Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenang nya dalam  mendidik anak kepada sekolah
Menyediakan sarana  untuk munculnya kreatifitas anak
Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan untuk mensosialikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise. Priviless dan status yang ada dalam masyarakat  sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai engan status orang tuang,.
Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperhebat masa dewasa seseorang karena siswa  masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya. Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan, antara lain:
1) Transmisi (pemindahan) kebudayaan
2) Memilih dan mengajarkan peranan sosial
3) Menjamin integrasi sosial
4) Sekolah mengajarkan corak kepribadian
Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Istilah lain peserta didik
Siswa
Siswa/siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan menengah pertama dan menengah atas. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.
Mahasiswa
Mahasiswa/mahasiswi istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi yaitu perguruan tinggi ataupun sekolah tinggi.

Taruna
Banyak digunakan Sekolah Militer atau yang menganut sistem militer, menurut KBBI berarti “pelajar (siswa) sekolah calon perwira”, beberapa Perguruan Tinggi Kedinasan juga menggunakan kata Taruna untuk menyebut Peserta Didik, diantaranya STPN Yogyakarta, STIP Jakarta, dan STP.

Warga belajar
Warga belajar istilah bagi peserta didik yang mengikuti jalur pendidikan nonformal. Misalnya seperti warga belajar pendidikan keaksaraan fungsional
Pelajar
Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah.

Wajib Belajar
Pemerintah mencanangkan wajib belajar. Wajib belajar merupakan salah satu program yang gencar digalakkan oleh  Departeman Pendidikan Nasional Depdiknas). Program ini mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 9 tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas 1 SD/MI hingga kelas 9 SMP/MTs. Landasan pokok keberadaan sistem pendidikan nasional adalah UUD Dasar 1945 Bab XIII pasa 31, ayat (1) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan  pengajaran.

Kurikulum
Suatu kurikulum bertujuan untuk memperkenalkan perubahan tingkah laku peserta didik yang diinginkan. Ini merupakan sasaran-sasaran  program. Kurikulum 2013 (K-13) merupakan kurikulum yang tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah berlaku kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi percobaan. Kurikulum 2013 memiliki 3 aspek penilaian yaitu aspek pengetahuan, aspek ketrampilan dan aspek sikap dan perilaku.
Aspek Penilaian
Sikap dan perilaku (moral) adalah aspek penilaian yang teramat penting (nilai aspek 60%). Apabila salah seorang pesesrta didik melakukan sikap buruk, maka dianggap seluruh nilainya kurang. Ada tiga aspek penilaian dalam kurikulum 2013 antara lain:
1) Pengetahuan
2) Ketrampilan/keberanian
3) sikap
Ujian nasional merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan yang didasarkan pada pasal 35 ayat (1) UU  No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Namun, penyelenggaraan UN sering dipersoalkan  karena dinilai bertentangan dengan pasal 58  ayat (1): “ Evaluasi hasil belajaer peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan”.
Ujian nasional atau ujian negara pertama kali diadakan pada sekitar tahun 1965, ujian ini dulu dijadikan patokan kelulusan. Seiring berjalannya waktu pada tahun 1980 ujian ini lebih dikenal dengan nama EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir). Sedangkan  pada tahun 2000, ujian ini berganti nama lagi menjadi UAN (Ujian Akhir Nasional), namun sekarang kita mengenal ujian tingkat nasional ini dengan nama UN (Ujian Nasional)
Ujian nasional merupakan alat evalusi untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik di seluruh Indonesia dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan sederajat. Tujuan pemerintah melaksanakan program evaluasi tingkat nasional ini adalah agar Indonesia memiliki standar penilaian setingkat nasional.
Ujian nasional tahun 2010-2011 telah diselenggrakan dengan formula baru. Formula baru tersebut menggunakan sistem penilaian teroadu, yaitu menggabungkan nilai Ujian Nasional dengan nilai sekolah (NS). Nilai sekolah adalah gabungan nilai ujian sekolah ditambah nilai rapor semester 1-4, Nilai gabungan NS dengan UN tersebut ditetapkan minimal 5,5 dimana masing-masing memilikibobot: UN 60% dan NS 40%. Sistem kelulusan UN 2011 mengacu pada Permendiknas No. 46 tahun 2010 tentang pelaksanaan UN.
Evaluasi terhadap keseluruhan proses penyelenggaraan pendidikan diamanatkan pasal 57 UU no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang berbunyi: “ (1) Evaluasi dilakukan  dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan; (2) Evalusi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan”. Oleh karena itu, setiap langkah evaluasi hendaknya didasarkan pada prinsip untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya, dengan demikian, setiap evaluasi adalah upaya untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik.
Penentuan standar yang terus meningkat diharapkan akan mendorong peningkatan mutu pendidikan, yang dimaksud dengan penentuan standar pendidikan adalah penentuan nilai batas (cut off score). Seseorang dikatakan sudah lulus/kompeten bila telah melewati nilai batas tersebut berupa nilai batas antara peserta didik yang sudah menguasai kompetensi tertentu dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi tertentu. Bila itu terjadi pada ujian nasional atau sekolah maka nilai batas berfungsi untuk memisahkan antara peserta didik yang lulus dan tidak lulus disebut batas kelulusan, kegiatan penentuan batas kelulusan disebut standard setting.
Manfaat pengaturan standar ujian akhir:
1) Adanya batas kelulusan setiap mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi minimum.
2) Adanya standar yang sama untuk setiap mata pelajaran sebagai standar minimum pencapaian kompetensi.


Mata pelajaran yang diujikan
Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) ada 3 mata pelajaran yang diujikan yaitu:
1) Bahasa Indonesia
2) Matematika
3) Ilmu Pengetahuan Alam
Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada 4 mata pelajaran yang diujikan yaitu:
1) Bahasa Indonesia
2) Bahasa Inggris
3) Matematika
4) Ilmu Pengetahuan Alam
Untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 6 mata pelajaran yang diujikan, tergantung penjurusannya:

Strategi perancangan
Penyusunan standard setting dimulai dengan penentuan pendekatan yang digunakan dalam penentuan standar. 
Ada tiga macam pendekatan yang dapat dipakai sebagai acuan yaitu:
1) Penentuan standar berdasarkan kesan umum terhadap tes.
2) Penentuan standar berdasarkan isi setiap soal tes.
3) Penentuan standar berdasarkan skor tes.
Pada tiap-tiap akhir tahun kegiatan belajar diambil kesimpulan dan pembukuan standar setting berdasarkan tiga pendekatan tersebut untuk menentukan batas kelulusan.
Oleh karena itu, bagi siswa yang dinyatakan tidak lulus harus mengikuti ujian kembali pada tahun berikutnya
.
Belajar tuntas (mastery learning)
Belajar tuntas (mastery learning) adalah filosofi pembelajaran yang berdasar pada anggapan bahwa semua siswa dapat belajar bila diberi waktu yang cukup dan kesempatan belajar yang memadai. Selain itu, dipercayai bahwa siswa dapat mencapai penguasaan akan suatu materi bila standar kurikulum dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas, penilaian mengukur dengan tepat kemajuan siswa dalam suatu materi, dan pembelajaran berlangsung sesuai dengan kurikulum. Dalam metoda belajar tuntas, siswa tidak berpindah ke tujuan belajar selanjutnya bila ia belum menunjukkan kecakapan dalam materi sebelumnya.
Belajar tuntas berdasar pada beberapa premis, diantaranya:
Semua individu dapat belajar
Orang belajar dengan cara dan kecepatan yang berbeda
Dalam kondisi belajar yang memadai, dampak dari perbedaan individu hampir tidak ada
Kesalahan belajar yang tidak dikoreksi menjadi sumber utama kesulitan belajar.
Kurikulum belajar tuntas biasanya terdiri dari beberapa topik berbeda yang mulai dipelajari oleh para siswa secara bersamaan. Siswa yang tidak menyelesaikan suatu topik dengan memuaskan diberi pembelajaran tambahan sampai mereka berhasil. Siswa yang menguasai topik tersebut lebih cepat akan dilibatkan dalam kegiatan pengayaan sampai semua siswa dalam kelas tersebut bisa melanjutkan ke topik lainnya secara bersama-sama. Dalam lingkungan belajar tuntas, guru melakukan berbagai teknik pembelajaran, dengan pemberian umpan balik yang banyak dan spesifik menggunakan tes diagnostik, tes formatif, dan pengoreksian kesalahan selama belajar. Tes yang digunakan di dalam metoda ini adalah tes berdasarkan acuan kriteria dan bukan atas acuan norma.
Belajar tuntas tidak berhubungan dengan isi topik, melainkan hanya dengan proses penguasaannya. Metoda ini berdasar pada model yang dibuat oleh Benjamin S. Bloom, dengan penyempurnaan oleh James H. Block. Belajar tuntas dapat dilakukan melalui pembelajaran kelas oleh guru, tutorial satu per satu, atau belajar mandiri dengan menggunakan materi terprogram. Dapat dilakukan menggunakan pembelajaran guru secara langsung, kerjasama dengan teman sekelas, atau belajar sendiri. Di dalamnya diperlukan tujuan pembelajaran yang terumuskan dengan baik dan disusun menjadi unit-unit kecil secara berurutan.
Dua permasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan belajar tuntas:
Pertama, pengelompokan dan pengaturan jadwal bisa memunculkan kesukaran. Guru sering merasa lebih mudah meminta siswa untuk belajar dalam kecepatan tetap dan menyelesaikan tugas dalam waktu tertentu dibandingkan bila ada variasi yang besar dalam kegiatan di suatu kelas.
Kedua, karena siswa yang lambat memerlukan waktu yang lebih banyak dalam standar minimum, siswa yang cepat akan terpaksa menunggu untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi.
Permasalahan-permasalahan tersebut bukannya tidak bisa diatasi karena bisa diatur pemberian perhatian yang bersifat perorangan, menetapkan standar yang tinggi tapi bisa dicapai, dan menyediakan materi tambahan bagi siswa yang belajar dengan cepat.
B. Pendidikan Non Formal
Kelompok Belajar atau Kejar adalah jalur pendidikan nonformal yang difasilitasi oleh Pemerintah untuk siswa yang belajarnya tidak melalui jalur sekolah, atau bagi siswa yang belajar di sekolah berbasis kurikulum non pemerintah seperti Cambridge, dan IB (International Baccalureate).
Informasi lebih lanjut: Pendidikan anak usia dini, Pendidikan dasar (Kelas 1-6), ...
Kejar terdiri atas tiga paket: Paket A, Paket B dan Paket C. Setiap peserta Kejar dapat mengikuti Ujian 
Sekolah Terbuka.
Sekolah Terbuka adalah salah satu bentuk sekolah yang dikembangkan oleh pemerintah. Sekolah jenis ini biasanya berkantor di Sekolah Konvensional yang sudah ada sebelumnya. Antara Sekolah Konvensional dan Sekolah Terbuka pada dasarnya sama dari sisi proses pendaftaran, bahan pelajaran dan ujian. Perbedaan pokok antara Sekolah Konvensional dan Sekolah Terbuka adalah terutama dari sisi jumlah pertemuan antara tenaga pengajar atau guru dengan murid. Kalau pada Sekolah Konvensional antara guru dan murid ada tatap muka setiap hari, kecuali pada hari libur. Sedangkan pada Sekolah Terbuka antara guru dan murid tidak ada tatap muka setiap hari. Murid pada Sekolah Terbuka lebih mandiri dalam mempelajari bahan-bahan pelajaran.[butuh rujukan]
esetaraan yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Sekolah Kejar Paket.
Kelompok Belajar atau Kejar adalah jalur pendidikan nonformal yang difasilitasi oleh Pemerintah untuk siswa yang belajarnya tidak melalui jalur sekolah, atau bagi siswa yang belajar di sekolah berbasis kurikulum non pemerintah seperti Cambridge, dan IB (International Baccalureate). Kegiatan belajar fleksibel, maksudnya tidak penuh belajar 1 minggu penuh hanya dengan pertemuan 3 kali dalam seminggu. Kegiatan Belajar dibagi 2 kelompok usia yaitu Usia Dewasa artinya di luar usia belajar Formal, tetapi dapat melanjutkan di Pendidikan PNFI yang diselenggarakan oleh Kelompok Belajar Masyarakat dalam bentuk PKBM, Yayasan, LSM dan Lembaga Sejenisnya. Untuk Usia Dewasa mengikuti jenjang belajar selama 4 Semester (2 tahun , sedangkan yang masih Usia Belajar mengikuti Kegiatan Belajar selama 6 Semester (3 tahun). Warga Belajar yang LULUS dari Paket B untuk melanjutkan ke Paket C dengan rata-rata Nilai 7,0 dapat mengikuti KBM 4 semester tetapi masuk pada katagori Usia Dewasa, Tetapi yang masih Usia Belajar tetap mengikuti 6 semester.[4] Sekolah Kejar Paket dibagi menjadi: Sekolah Kejar Paket A setara dengan SD, Kejar Paket B setara tingkat SLTP dan Kejar Paket C setara SMU/SMK/MA. Sebagaimana siswa atau pelajar dari sekolah pada umumnya, peserta kejar Paket A, paket B maupun paket C dapat mengikuti Ujian Kesetaraan.Ujian kesetaraan diselenggarakan dua kali dalam setahun, yaitu bulan Juli dan Oktober. Setiap peserta yang lulus berhak memiliki sertifikat (ijazah) yang setara dengan pendidikan formalnya. Ijazah Sekolah Kejar Paket A setara dengan ijazah SD, ijazah Kejar Paket B setara ijazah tingkat SLTP dan ijazah Kejar Paket C setara ijazah SMU/SMK/MA.[4]




E-Sekolah.
Sekolah jenis ini belum diterapkan. Sekolah jenis ini bisa kita sebut sebagai Sekolah Berbasis Teknologi Internet (SBTI). Dengan sekolah jenis ini, siswa tidak perlu pergi ke sekolah setiap hari seperti halnya Sekolah Konvensional. Siswa melakukan proses pendaftaran sebagai siswa dan pembelajaran langsung melalui media internet dari rumah masing-masing siswa atau melalui jasa Warnet. Jika sekolah jenis ini akan dibuka oleh pemerintah, maka seluruh siswa dari seluruh Indonesia hanya akan dihimpun dalam satu server di Jakarta. Teknis pembelajaran, pemerintah menyediakan modul atau buku pelajaran yang bisa diakses dan atau bisa disalin oleh siswa ke media pribadi siswa berupa flashdisk atau memory card. 
Pemerintah juga bisa menyediakan media pembelajaran berupa video tutorial yang juga bisa diakses dan atau bisa disalin oleh siswa ke media pribadi siswa untuk diputar ulang sesuai keinginan. Kelemahan sekolah jenis ini, siswa tidak dilatih atau terlatih seperti yang terjadi pada Sekolah Konvensional. Misalnya, bagaimana siswa SBTI ini harus berinteraksi dengan Koperasi, Perpustakaan, menjadi imam tempat ibadah dan lain sebagainya. Kenyataan ini menampakkan bahwa pendukung Sekolah Konvensional berada di atas angin. Untuk mengatasi masalah ini, maka siswa SBTI dapat dianjurkan untuk menjadi anggota koperasi yang ada di daerahnya, sehingga ia terlatih bagaimana caranya menjadi anggota koperasi. 
Siswa SBTI dapat dianjurkan untuk rajin ke tempat ibadah yang ada di lingkungannya, sehingga ia mengetahui bagaimana caranya imam memimpin jama'ahnya. Siswa SBTI dapat dianjurkan untuk menjadi anggota perpustakaan umum yang ada di daerahnya, sehingga ia terlatih bagaimana caranya menjadi anggota dan menggunakan perpustakaan umum.[butuh rujukan]

Ujian kesetaraan
Peserta kejar Paket A dapat mengikuti Ujian Kesetaraan SD, peserta Kejar Paket B dapat mengikuti Ujian Kesetaraan tingkat SLTP dan peserta Kejar Paket C dapat mengikuti Ujian Kesetaraan SMU/SMK/MA. Ujian kesetaraan diselenggarakan dua kali dalam setahun, yaitu bulan Juli dan Oktober. Setiap peserta yang lulus berhak memiliki sertifikat (ijazah) yang setara dengan pendidikan formalnya. Kegiatan belajar fleksibel, maksudnya tidak penuh belajar 1 minggu penuh hanya dengan pertemuan 3 kali dalam seminggu. Kegiatan Belajar dibagi 2 kelompok usia yaitu Usia Dewasa artinya di luar usia belajar Formal, tetapi dapat melanjutkan di Pendidikan PNFI yang diselenggarakan oleh Kelompok Belajar Masyarakat dalam bentuk PKBM, Yayasan, LSM dan Lembaga Sejenisnya. Untuk Usia Dewasa mengikuti jenjang belajar selama 4 Semester (2 tahun , sedangkan yang masih Usia Belajar mengikuti Kegiatan Belajar selama 6 Semester (3 tahun). Warga Belajar yang LULUS dari Paket B untuk melanjutkan ke Paket C dengan rata-rata Nilai 7,0 dapat mengikuti KBM 4 semester tetapi masuk pada katagori Usia Dewasa, Tetapi yang masih Usia Belajar tetap mengikuti 6 semester.
Persyaratan Ujian harus sesuai dengan Dokumen Awal Peserta (IJAZAH) Pendidikan Terakhir, apabila Dokumen hilang harus dilengkapi Surat Keterangan Dari Kepolisian dan dari Sekolah yang Bersangkutan. Dengan Demikian dalam Ujian Kesetaraan SD, SMP, SMA (Paket A, B, dan C) proses Belajar mengikuti Peraturan yang Berlaku dengan BSNP.
Tujuan Ujian Nasional
Tujuan diadakan Ujian Nasional (UN) | Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 153/U/2003 Tentang Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2003/2004 bahwa tujuan dan fungsi ujian nasional seperti yang tercantum dalam SK Mendiknas 153/U/2003 yaitu:
Tujuan Ujian Nasional (Pasal 2):
Mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Mengukur mutu pendidikan di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, dan sekolah/madrasah.
Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan secara nasional, propinsi, kabupaten/kota, sekolah/madrasah, dan kepada masyarakat.
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 77 tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Tahun Pelajaran 2008/2009 tujuan Ujian Nasional (UN) adalah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tips Belajar untuk Menghadapi Ujian Nasional (UN) 
8 Tips Belajar untuk Menghadapi Ujian Nasional (UN) Ujian Nasional 2015 
1) Memperbanyak membaca dan memahami. Dengan memahami, otomatis membaca, tapi membaca belum tentu memahami. Perbanyak pemahaman terhadap kisi-kisi UN. Kalau sekiranya kisi-kisi UN belum juga keluar, bisa lihat kisi-kisi tahun lalu, kalau kurikulumnya sama, tidak banyak perbedaan kisi-kisinya. Meski ada kisi-kisi UN, bukan berarti cuma belajar yang ada di kisi-kisi saja dan yang lain tidak usah dipelajari, melainkan materi lain yang tidak ada di kisi-kisi juga tidak ada salahnya dipelajari untuk memperkuat pemahaman.
2) Memperbanyak berlatih soal dan mempunyai gambaran terhadap soal-soal UN. Soal-soal UN punya karakter tersendiri. Oleh karena itu, memperbanyak berlatih soal merupakan hal yang penting dalam kegiatan belajar untuk menghadapi UN agar lebih terbiasa mengerjakan soal-soal UN. 
3) Membuat rangkuman. Solusinya adalah dengan membuat rangkuman dari materi-materi tersebut. Membuat rangkuman juga mempermudah dalam belajar. 
4) Berdiskusi pada teman Saling tukar pikiran sesama teman 
5) Tanya kepada guru Kalau ada kesusahan atau pemahaman yang kurang yakin. Kalau ada yang belum paham tapi hanya bisa diam, nanti rugi sendiri. 
6) Gunakan try out sebaik-baiknya. Gunakanlah sebagai simulasi UN. Lakukan seolah-olah sedang menghadapi UN dan hindari menyontek ke teman.
7) Jangan mengandalkan bocoran Jangan tergoyah dengan bocoran UN dan menganggap “buat apa belajar, kalau nanti dapet bocoran”, itu bisa mengurangi semangat belajar. Biar pun banyak teman seperjuangan yang mau mengandalkan bocoran, jangan hiraukan. Kita masih punya Tuhan, andalkan Tuhan, karena Tuhan sebaik-baik penolong.
8) Berdo’a 


Refleksi Diri

1. Pendidikan mempunyai peranan penting bagi suatu negara, berikan penjelasan!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Jenjang pendidikan apa sajakah yang melaksanakan Ujian Nasional, berikan penjelasan mata pelajaran apa saja yang diujikan?
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
3. Mengapa perlu dilaksanakan ujian nasional di Indonesia?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. Apa yang perlu disiapkan dalam  menghadapi Ujian Nasional agar hasilnya memuaskan?
Komentar………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Usaha apa yang sudah anda lakukan untuk memotivasi belajar dalam menghadapi Ujian Nasional adalah?

Tagihan
1. Buatlah jadwal belajar dirumah secara terperinci mulai bangun tidur sampai tidur kembali!
2. Apa yang menjadi hambatanmu dalam menghadapi Ujian nasional?
3. Rencana apa yang sudah kamu buat untuk mengatasi hambatan yang mungkin muncul dalam Ujian nasional?




















Diskusi Kelompok

Diskusikan dengan kelompokmu hasil Refleksi dan Tagihan, hasilnya tuangkan pada lembar Jawaban berikut!
Lembar Jawaban Hasil Diskusi Kelompok
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Lembar Jawaban Hasil Diskusi Kelompok
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………



Lembar Jawaban Hasil Diskusi Kelompok
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………




Share:

PENAMPILAN CERMIN KEPRIBADIAN pada REMAJA



     
1. Penampilan
Sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari bahwa kesan pertama pada diri seseorang adalah penampilannya. Pakaian yang anda kenakan bukan lagi sekedar alat penutup tubuh, melainkan perpanjangan dari kepribadian Anda. Jika anda merasa diri keren, Anda pasti akan bersedia mengekspresikan diri itu dalam bentuk yang lebih visual. Bila anda  menyayangi diri Anda, tentu tidak ingin diri Anda tampil berantakan. Bila Anda cuek dengan penampilan yang asal-asalan berarti Anda merasa  masa bodoh, tidak merasa diri Anda pantas menjadi sorotan mata bagi semua orang. Anda merasa takut untuk tampil menawan dan bersembunyi dibalik alasan, "Saya lebih suka jadi be my self, dan inilah diri saya apa adanya."PENAMPILAN CERMIN KEPRIBADIAN pada REMAJA
 Jangan biarkan gambaran karakter itu menjadi penghambat kesuksesan Anda ketika berinteraksi dengan orang lain. Apalagi dalam lingkungan formal, ketika sekolah, ketika bersama teman, di lingkungan pekerjaan dsb. Dimana Anda diwajibkan untuk tampil profesional. Bila Anda menyadari pentingnya kepribadian pasti akan memilih penampilan dan dandanan yang berkualitas. Penampilan dan dandanan yang berkualitas bukan berarti penampilan yang mewah dan menor, tetapi adalah penampilan yang santun dan dandanan yang sesuai karakter dan situasinya. Semakin banyak energi, yang anda berikan pada diri Anda, semakin Anda merasa puas atau bangga terhadap diri Anda  sendiri, karenya jangan abaikan penampilan.PENAMPILAN CERMIN KEPRIBADIAN pada REMAJA

2. Pribadi Menarik & Menyenangkan   
Semua orang ingin disebut menarik, dikenal dan dikagumi banyak orang. Menjadi menarik dan menyenangkan merupakan obsesi kebanyakan orang. Menarik dan menyenangkan mencakup aspek fisik (lahiriah) dan non-fisik (meliputi: emosional, personalitas dan integritas pribadi). Banyak orang yang cantik, tampan, pandai dan kaya namun belum dapat dikategorikan sebagai orang-orang yang menarik dan menyenangkan dikarenakan adanya sesuatu yang kurang dalam diri mereka.
    Orang yang menarik dan menyenangkan membuat orang suka padanya dan selalu ingin dekat dan ingin melihatnya serta ingin berinteraksi dengannya. Orang yang memiliki daya tarik dan menyenangkan ibarat memiliki kekayaan yang tak ternilai harganya.PENAMPILAN CERMIN KEPRIBADIAN pada REMAJA



    Berbeda dengan kecantikan dan kepintaran yang pada hakekatnya merupakan  sesuatu  yang  diberikan  oleh  Tuhan (given),   menarik dan menyenangkan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan distimulasikan dalam setiap aktifitas kehidupan kita sehari-hari (daily activity).

Beberapa kiat yang perlu diikuti dan dilakukan agar memiliki kepribadian yang menarik dan menyenangkan adalah:

1. Sopan santun (POLITENESS)
  Selalu sopan dan baik terhadap orang lain menyebabkan kita menjadi menarik dan menyenangkan bagi orang lain. Bila bertemu dengan siapapun kita hendaknya "hangat" dan ramah kepadanya. Tegur sapa yang manis dan hangat, seperti : Halo...apa khabar, Selamat Pagi..., Selamat Siang..., dsb harus selalu kita ucapkan lengkap dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang tulus yang mencerminkan dan mewakili itu semua. Pada orang yang baru pertama kali kita kenal sebaiknya kita ucapkan : "Saya senang sekali bertemu dengan Anda..., Kapan-kapan kita bincang-bincang lagi... dsb.
  Orang yang ingin tampil menarik, menyenangkan dan diperhatikan adalah orang tidak pernah menyakitkan dan melukai hati dan perasaan orang lain. Bila hati orang sudah terluka maka akan sulit sekali untuk dapat sembuh dalam waktu yang singkat mungkin saja berubah menjadi api dendam yang membara yang sewaktu-waktu dapat meledak.
2. Keramah tamahan (HOSPITALITY) 
  Prinsip "Sentuhlah hatinya", haruslah dipegang dan difahami guna menimbulkan kesan menarik dan menyenangkan pada diri kita.

Beberapa hal yang perlu dipraktekkan sehubungan dengan sopan santun dan keramah-tamahan:
- Sambutlah tegur sapa orang lain : "Tiada hal yang senyaman kata-kata sambutan yang  diberikan oleh orang lain dengan nada yang tulus dan riang".
-Senyumlah kepada orang lain disekitar anda: "Ada 72 otot yang diperlukan untuk mengerutkan dahi, namun hanya dibutuhkan 14 buah otot untuk tersenyum".
-Panggillah orang yang anda kenal dengan menyebut namanya : "Musik yang paling merdu dan  syahdu di telinga siapapun adalah bunyi namanya sendiri...".
-Bersikaplah bersahabat : "Bila anda ingin bersahabat, bersikaplah bersahabat..." 
3.Rasa hormat (RESPECTFUlL)     
  Perlakukanlah orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan, dengan cara seperti itu hakekatnya kita telah menangkap inti dari fleksibiltas diri kita yang sebenarnya, sebaliknya jangan perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin perlakukan, sebab orang lain mungkin tidak menyukai cara-cara kita tersebut.
Menghormati orang lain, berarti belajar memperlakukan orang lain secara berbeda menurut kadar kebutuhan dan kepercayaan mereka bukannya menurut kadar kebutuhan dan kepercayaan diri kita sendiri. Hal ini bisa mengarah kepada pengertian Moral dan penerimaan diantara individu-individu dan kelompok-kelompok. Hal ini juga menunjukkan INTEGRITAS PRIBADI seseorang.
4. Penuh perhatian (ATTENTIVE)
  Sikap penuh perhatian berarti menyadari "apa saja yang sedang berlangsung di lingkungan kita". Sikap penuh perhatian berhubungan dengan kemampuan membaca situasi yang tersirat (implicit). Ini bisa dimulai dari  hal sederhana dengan memperhatikan  ketika  seseorang merasa bosan dan merasakan bahwa sekarang bukan saatnya untuk menyampaikan gagasan-gagasan kita.
  Bersikap penuh perhatian berarti mengosongkan diri dari pemikiran-pemikiran diri kita sendiri secara subyektif (mampu melihat dari kaca mata orang lain) dan membuka wawasan dan pikiran untuk mau melihat segala hal di luar diri kita.
Orang yang penuh perhatian akan tahu kapan ia harus bertindak dan kapan ia tidak boleh bertindak.
  Orang yang tergolong penuh perhatian akan bermain dalam hal : kecenderungan, pola-pola, variasi dan kesempatan. Orang yang penuh perhatian akan memiliki sikap terbuka baik terhadap informasi yang masuk, gagasan ataupun saran-saran dari orang lain.


Share:

PENGARUH PERGAULAN PADA REMAJA



       Dalam dunia pendidikan kita mengenal istilah “Tri Media Pendidikan” yang mana mengandung arti bahwa manusia tidak lepas dari 3 (tiga) skup pendidikan selama hidupnya di dunia ini. Tiga ruang lingkup pendidikan itu adalah:
1. Pendidkan Informal;
2. Pendidikan non formal;
3. Pendidikan formal.
       Pendidikan informal adalah pendidikan di mana keluarga sebagai sumbernya, pendidikan non formal adalah lingkungan (pergaulan) merupakan wahananya sedangkan pendidikan formal adalah pendidikan yang diperoleh di ruang lingkup sekolah. Ketiga ruang linkup pendidikan tersebut saling mempengaruhi kehidupan manusia, yang mana seseorang bisa berhasil dengan baik karena pengaruh ketiga lingkup pendidikan tersebut, sebaliknya juga tidak menutup kemungkinan seseorang akan gagal dalam hidupnya juga karena pengaruh  dari salah satu pendidikan tersebut yang kurang mendukung.PENGARUH PERGAULAN PADA REMAJA




       Remaja adalah suatu sosok manusia yang dinamis, penuh gejolak, emosional dan sebagainya yang mana pada masa remaja tersebut terjadi perubahan yang drastis baik fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut sangatlah besar pengaruhnya utamanya dalam pergaulan.
       Mengingat masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, dinamis, masa yang  labil dan masih mencari identitas diri maka pengaruh- pengaruh dari pergaulan baik yang bersifat positif maupun negatif sangat besar pengaruh dalam dirinya. Remaja yang menyadari tentang pengaruh-pengaruh dalam pergaulan utamanya yang bersifat negatif dan berusaha untuk menjauhinya kemungkinan besar akan terhindar dari pola pergaulan yang tidak baik.PENGARUH PERGAULAN PADA REMAJA
Remaja diharapkan mempunyai kepribadian yang kuat agar tidak mudah terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang negatif. Dalam pergaulannya remaja akan mencari identitas diri mulai memilih banyak teman dan melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan teman sebayanya. Remaja juga harus berhati-hati dalam pertemanan karena, dalam pertemanan itu akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Bahkan kadang-kadang dapat membawa pengaruh pada hal-hal yang tidak baik. Pengaruh hubungan dengan teman bisa mempengaruhi perilaku baik yang positif maupun yang negatif. Remaja dalam pergaulannya untuk bisa diterima dalam pertemanan sering kali di tuntut untuk bisa melakukan seperti apa yang dilakukan oleh teman-temannya. Sehingga apabila tidak bisa melakukannya sering kali berpengaruh pada tingkah laku dan kegiatan belajar remaja tersebut.PENGARUH PERGAULAN PADA REMAJA
Oleh karena itu apabila seorang teman banyak memberikan pengaruh yang negatif lebih baik kita menjauh dan menghindarinya. Dan mencari teman lain yang lebih baik dan bisa mendorong kita meraih keberhasilan di sekolah.
       Kalau kita amati Pergaulan remaja saat ini sangatlah luar biasa pesat perkembangannya, lebih-lebih pada era kemajuan iptek sekarang ini. Pergaulan mereka didukung oleh fasilitas dunia maya atau internet. Hampir semua remaja di seluruh Indonesia menggunakan facebook atau black berry messanger sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Memiliki piranti black berry dianggap sebagai sesuatu keharusan dalam pergaulan mereka. Memang diakui penggunaan alat komunikasi yang satu ini sangat cepat dan efektif untuk berbagi informasi baik yang benar ataupun salah. Terkadang gadget (barang /peralatan yang berteknologi tinggi) yang satu ini menjadi penghalang bagi remaja untuk belajar dengan serius.
       Remaja bergaul memang adalah sebuah kebutuhan. Sama halnya dengan dahaga yang ingin terpuaskan. Mereka ingin mengenal banyak orang dari berbagai lingkungan. Ini sebetulnya tidak terlepas dari proses pencarian jati diri semata. Dengan membebaskan perasaan dan isi hati, mereka juga mengharapkan kebebasan dan ketenangan jiwa. Bila dikekang, mereka nampak begitu sedih dan terkekang.
       Orang tua yang bijak haruslah dapat menempatkan diri secara baik dihadapan anak, baik dalam arti bisa menempatkan diri sebagai orang tua dan juga sekaligus sebagai teman untuk anaknya. Orang tua yang bijak tidak menerapkan pendidikan dalam keluarga secara otoriter. Anak apalagi yang menginjak remaja, tidak boleh terlalu dikekang dalam pergaulannya. Tapi bila pergaulan terlalu dibebaskan, juga sangat mengkuatirkan. Yang penting berkomunikasi dan terarah. Bilamana sang anak yang menginjak remaja masih mampu berkomunikasi dengan keluarga dan orang tua, maka bimbingan untuk pergaulan pun dapat tersampaikan. Informasi tentang apa yang sebaiknya mereka lakukan dengan teman-teman dan apa efek dari apa yang mereka lalukan dan perbuat juga perlu dikomunikasikan.
       Dengan demikian, besar harapan kita agar remaja mampu memilih apa yang baik dan tidak untuk dilakukan. Tidak ada kata benar atau salah, tapi lebih tepat kepada yang baik atau bermanfaat dan yang merugikan.


       Hal berikutnya yang menarik dengan pergaulan remaja saat ini adalah dengan begitu kentalnya predikat anak mami yang akhir-akhir ini populasinya semakin meningkat. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kemandirian remaja saat ini sangatlah minim. Terlalu banyak fasilitas yang diberikan dan terlalu banyak juga ikut campur orangtua dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga remaja saat ini tidak bisa menilai dengan cepat apa yang salah dan apa yang benar. Hal ini mungkin di picu dengan maraknya penggunaan baby sitter dan jasa pembantu rumah tangga lainnya. Pengunaan yang berlebihan mengakibatkan kemalasan bagi remaja untuk melakukan segala sesuatunya sehingga mereka tidak tumbuh sebagai individu dengan penuh  kemandirian.
       Pergaulan remaja saat ini juga di warnai dengan permainan-permainan ala dunia virtual. Permainan yang terdapat di internet atau playstation dan sejenisnya bukanlah hal yang asing bagi mereka. Remaja saat ini sangat lihai dalam mengoperasikan hal-hal yang demikian. Dengan bermain, mereka saling berkomunikasi dan bersaing untuk memenangkan permainan. Namun banyak terjadi remaja yang salah arah gara-gara mengkonsumsi internet atau playstation tsb, misalnya mereka membuka situs-situs yang seharusnya tidak untuk konsumsi para remaja atau terjadinya kecanduan playstation sehingga mereka membolos menghabiskan waktu untuk bermain playstation.
       Banyak yang bilang bila pergaulan remaja saat ini sudah sangat jauh berubah dibanding pada masa-masa sepuluh tahun silam. Remaja sekarang lebih mampu berekspresi pada emosi dan mengungkapkan perasaan tanpa sembunyi-sembunyi dan malu seperti dulu. Sudah lumrah saat ini kita melihat remaja mengungkapkan kemarahan, sedih dan kegembiraanya dengan kata-kata yang terucap secara langsung, tanpa basa-basi seperti halnya remaja pada zaman dahulu. Dengan santai mereka bisa mengungkapkan ketidak sukaanya pada ayah atau pun ibunya. Merangkul dan mencium mesra ibu mereka tercinta. Perilaku ini pun diterapkan pada pergaulan mereka sehari-hari. Dengan biasa mereka mengexpresikan perasaan cinta dan sayang pada pacar mereka di tempat-tempat umum. Sudah umum dilihat saat ini bila di mall-mall para remaja biasa bergandengan tangan, berpelukan bahkan berciuman. Buat para orang tua, perilaku seperti ini sangat mengejutkan dan membuat mereka merasa kuatir. Namun, apabila orang tua terlalu keras akibat perasaan kuatir yang mereka miliki, maka remaja akan cenderung memberontak dan bersikap jauh lebih keras dan pertikaian antara orang tua dan anak yang menginjak remajapun tidak dapat lagi dihindari.
       Ada beberapa hal yang yang perlu kita ketahui, bahwa pola pergaulan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan maupun kegagalan bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa. Sehubungan dengan hal tersebut, kita perlu ketahui segi positif maupun negatif dari pola pergaulan remaja sebagai berikut:
Pengaruh positif dari hubungan dengan teman sebaya antara lain :
1. Meningkatkan motivasi belajar sehingga bisa meraih prestasi belajar dengan baik;
2. Dapat meningkatkan pengembangan  bakat pada remaja;
3. Dapat mengisi waktu pada kegiatan yang positif;
4. Dapat mengembangkan sikap yang berkarakter (ramah, sopan, suka. menolong, dll);
5. Dapat mencetak pribadi yang menyenangkan, sehingga disenangi banyak orang, misalnya:  teman sebaya, orang tua,  maupun guru.
Pengaruh negatif dari hubungan dengan teman sebaya antara lain :
1. Sering melanggar tata tertib sekolah misalnya: membolos sekolah, pulang sekolah tanpa ijin;
2. Melakukan tindakan yang merusak milik orang lain atau fasilitas umum misalnya: mencoret-coret yang bukan pada tempatnya dengan kata-kata yang tidak baik;
3. Membentuk gank atau perkumpulan teman sebaya yang cenderung melakukan kegiatan negatif misalnya: sering pesta miras, kebut-kebutan dan lain-lain;  
4. Melakukan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. 
Misalnya : mencuri, mencopet, menipu, dll.




Share: